Waspadai Lima Tanda Mental Penimbun Serius

Gaya Hidup0 views

sehatalami.co.id – Gangguan mental yang sering kali tak disadari oleh banyak orang adalah kebiasaan menimbun barang secara berlebihan. Istilah medisnya adalah hoarding disorder, yakni kondisi psikologis di mana seseorang merasa sangat sulit untuk membuang barang-barang, bahkan jika barang tersebut sudah tidak berguna. Perilaku ini dapat menyebabkan lingkungan tempat tinggal menjadi tidak sehat dan berdampak negatif bagi kesehatan mental maupun fisik penderitanya. Berikut ini lima tanda utama yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami gangguan penimbunan barang.


1. Sulit Membuang Barang, Sekalipun Tidak Berguna

Penderita gangguan ini merasa semua barang memiliki nilai penting. Bahkan benda yang rusak, kotor, atau sudah tidak berfungsi tetap dianggap harus disimpan. Ketika dihadapkan pada pilihan untuk membuangnya, penderita mengalami stres, cemas, hingga panik.

Misalnya, kardus bekas pembelian online, majalah usang, atau pakaian robek tetap disimpan karena dianggap “mungkin berguna nanti” atau memiliki nilai kenangan tertentu.


2. Tumpukan Barang Sampai Menutupi Fungsi Ruangan

Tanda berikutnya yang bisa diamati adalah kondisi rumah yang penuh sesak. Banyak penderita hoarding tidak menyadari bahwa tumpukan barang mereka telah menutup jalan, meja makan, tempat tidur, bahkan kamar mandi.

Ruang yang seharusnya nyaman untuk beristirahat atau berkumpul menjadi tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini tentu membahayakan keselamatan serta kenyamanan hidup.


3. Menghindari Orang Lain karena Malu

Orang dengan gangguan menimbun umumnya menarik diri dari lingkungan sosial. Mereka menolak tamu datang ke rumah, enggan bercerita tentang kehidupan pribadi, dan sering merasa malu jika kebiasaan mereka diketahui orang lain.

Penarikan diri ini bukan hanya karena malu, tapi juga karena takut dihakimi atau ditekan untuk membuang barang-barang yang mereka simpan. Akibatnya, hubungan sosial memburuk dan penderita merasa semakin terisolasi.


4. Terus Mengambil Barang yang Tidak Dibutuhkan

Kebiasaan buruk lainnya adalah mengumpulkan barang dari tempat tidak umum. Mereka bisa mengambil barang dari tempat sampah, memungut barang bekas di jalan, atau bahkan menumpuk barang gratis yang dibagikan di acara publik.

Alasannya selalu serupa: takut kehabisan, merasa sayang kalau tidak diambil, atau merasa senang saat memperoleh barang baru. Hal ini membuat jumlah barang terus bertambah tanpa ada yang dibuang.


5. Kehidupan Sehari-Hari Menjadi Tidak Sehat

Pada tahap parah, gangguan ini membuat aktivitas normal menjadi terganggu. Penderita bisa kehilangan selera makan, sulit tidur, atau merasa cemas setiap melihat tumpukan barang. Mereka pun kesulitan fokus bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik.

Lingkungan rumah yang kotor, pengap, atau penuh barang juga meningkatkan risiko infeksi, cedera fisik, dan masalah pernapasan.


Kesimpulan

Gangguan menimbun barang bukanlah sekadar masalah gaya hidup, tetapi kondisi kejiwaan serius yang memerlukan penanganan khusus. Lima tanda utama seperti kesulitan membuang barang, rumah yang tidak layak huni, isolasi sosial, kebiasaan mengumpulkan secara berlebihan, serta penurunan kualitas hidup harus segera dikenali. Penanganan gangguan ini memerlukan dukungan keluarga dan bantuan profesional agar penderita bisa kembali hidup sehat, nyaman, dan aman dalam lingkungannya sendiri.