sehatalami.co.id – Setelah hampir tiga dekade tanpa kasus, Thailand kembali diguncang kabar kematian akibat antraks. Kasus ini terjadi di Provinsi Bueng Kan, bagian timur laut Thailand, dan langsung memicu respon cepat dari otoritas kesehatan negara tersebut. Terakhir kali Thailand melaporkan kasus serupa adalah pada tahun 1994.
Kronologi Penularan dan Kondisi Korban
Korban diduga tertular setelah mengonsumsi daging hewan ternak yang telah terinfeksi Bacillus anthracis, bakteri penyebab antraks. Gejala yang muncul termasuk demam tinggi, luka pada kulit, dan sesak napas. Sayangnya, meski sempat mendapat penanganan medis, nyawa korban tidak tertolong.
Setelah kasus ini terungkap, pemerintah langsung menurunkan tim investigasi ke lokasi dan menghentikan sementara peredaran daging dari wilayah tersebut. Pemeriksaan dilakukan terhadap hewan ternak serta lingkungan sekitar guna memastikan tidak ada penularan lanjutan.
Bahaya Penyakit Antraks dan Cara Menular
Antraks merupakan penyakit yang dapat menyerang hewan ternak dan menular ke manusia. Penularannya bisa terjadi melalui kontak langsung dengan hewan atau produk hewan yang terkontaminasi, serta melalui saluran pencernaan dan pernapasan. Gejala bervariasi, tergantung dari jalur infeksi, dan bisa berujung pada kematian jika tidak ditangani segera.
Spora bakteri antraks dapat bertahan lama di tanah dan lingkungan, membuat daerah yang pernah terkontaminasi tetap berisiko dalam jangka panjang.
Langkah Pemerintah dan Pencegahan
Pemerintah Thailand segera melakukan vaksinasi darurat pada ternak di kawasan tersebut. Selain itu, masyarakat diberikan edukasi mengenai gejala antraks dan pentingnya memeriksa kesehatan hewan sebelum dikonsumsi. Warga juga diminta untuk tidak mengolah atau mengonsumsi daging dari hewan yang mati secara mendadak.
Kampanye pencegahan pun digencarkan, mulai dari pengawasan pasar daging hingga penyuluhan kepada peternak lokal.
Perlu Waspadai Ancaman Zoonosis
Kematian akibat antraks ini mengingatkan dunia bahwa penyakit zoonosis masih menjadi ancaman nyata, terutama di negara-negara dengan aktivitas peternakan tinggi. Kontrol ketat terhadap hewan dan daging konsumsi menjadi hal mutlak, termasuk pengawasan kualitas daging dan sanitasi lingkungan peternakan.
Kesehatan manusia tidak terlepas dari kesehatan hewan dan lingkungan, sehingga kolaborasi antara dinas kesehatan, pertanian, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam pencegahan.
Kesimpulan
Kasus kematian akibat antraks di Thailand menjadi peringatan bahwa penyakit berbahaya ini masih mungkin muncul. Pengawasan kesehatan hewan, edukasi masyarakat, serta respons cepat terhadap kasus menjadi langkah penting untuk mencegah penyebaran lebih luas dan menjaga keselamatan masyarakat.