sehatalami.co.id – Pemerintah Myanmar resmi mengumumkan penundaan sementara pemberian visa turis menyusul gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,7 yang mengguncang wilayah pesisir barat negara tersebut pada awal April 2025. Keputusan ini diumumkan oleh Kementerian Imigrasi dan Penduduk Myanmar sebagai bentuk langkah mitigasi terhadap dampak gempa besar yang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur, gangguan layanan publik, serta potensi risiko keselamatan bagi warga negara asing.
Gempa bumi yang terjadi di kawasan Teluk Benggala tersebut mengguncang beberapa kota besar seperti Sittwe, Pathein, hingga mencapai sebagian Yangon. Meski episentrumnya berada di bawah laut, getarannya terasa luas dan menimbulkan kepanikan di berbagai wilayah. Beberapa bangunan runtuh, jaringan listrik terputus, dan akses jalan menuju area terdampak sempat terganggu akibat longsor dan retakan tanah.
Menurut pernyataan resmi pemerintah, penundaan visa turis diberlakukan mulai 12 April 2025 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Langkah ini dianggap perlu guna memfokuskan sumber daya nasional untuk pemulihan pasca-bencana serta memastikan keselamatan seluruh pihak.
Sektor pariwisata Myanmar yang sempat tumbuh pasca pandemi COVID-19 harus kembali menghadapi tantangan berat. Beberapa destinasi wisata unggulan seperti Pagoda Shwedagon, Danau Inle, dan Bagan bahkan dikabarkan turut terdampak meski tidak mengalami kerusakan besar.
Pakar geologi dari Asian Seismological Institute menyebut gempa M 7,7 ini sebagai salah satu yang terbesar dalam satu dekade terakhir di kawasan Asia Tenggara. Meskipun tidak menimbulkan tsunami besar, gempa ini meninggalkan trauma dan ketidakpastian bagi masyarakat setempat.
Masyarakat internasional pun diminta memahami situasi yang sedang dihadapi Myanmar. Beberapa kedutaan besar juga aktif memantau kondisi warganya di Myanmar serta menawarkan bantuan repatriasi jika diperlukan.
Di sisi lain, pelaku industri pariwisata lokal berharap penundaan ini hanya bersifat sementara. Mereka mengandalkan pembukaan kembali jalur wisata untuk memulihkan ekonomi lokal yang sempat terdongkrak sejak akhir 2024.
Dengan situasi yang masih dinamis, pembukaan kembali visa turis akan sangat tergantung pada stabilitas dan hasil evaluasi pasca-gempa.